Investasi Halal Untuk Pemula yang Mudah Dilakukan

Investasi Halal Untuk Pemula yang Mudah Dilakukan

Investasi halal untuk pemula bagi pemeluk agama Islam sangat dianjurkan. Agama menginginkan pemeluknya mempunyai kebebasan finansial, dan berinvestasi adalah cara untuk meraih kebebasan itu. Perbedaan pokok pendanaan umum dan pendanaan syariah ialah cara membagi laba atau pembagian pendapatan.

Di pendanaan umum, ada interest yang besarnya ditetapkan satu pihak oleh manajer investasi. Sementara pendanaan dalam Islam memakai prinsip nisbah atau pembagian pendapatan. Memakai cara ini, pengelola dana ataupun penanam dana sama-sama berbagi risiko yang ada secara adil, bukan hanya ditetapkan oleh salah satu pihak. Berikut enam investasi halal:

1. Investasi Properti

Investasi halal untuk pemula yang mudah dilakukan adalah membeli properti yang harganya sesuai dengan uang yang dimiliki investor. Nantinya seorang investor akan membayar secara tunai. Properti adalah investasi yang bisa dikontrakkan sehingga investor bisa langsung mendapatkan penghasilan.

Baca Juga »  Inilah Jenis Jenis Investasi dan Penjelasannya yang Wajib Diketahui

Memang cara paling baik untuk membeli properti adalah membayar secara tunai. Jika, uang yang dimiliki investor belum cukup dan investor ingin mengambil Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), sebaiknya investor mengambil KPR Syariah yang memakai basis margin tetap bukan bunga.

2. Investasi Emas

Untuk memulai investasi emas sangat mudah. Investor cukup membeli emas Antam di toko emas, di pegadaian maupun di Antam sendiri. Ada pula investor yang membeli emas dalam bentuk perhiasan. Prinsipnya selama emas bukan alat tukar pembayaran, berinvestasi emas itu halal. Kalau dana belum cukup untuk membeli emas, proses kredit juga halal asal harga jual emas tak berubah dan emas itu tidak dijaminkan.

3. Deposito Syariah

Investasi halal untuk pemula berikutnya adalah deposito secara syariah yang didasarkan pada akad Mudharabah atau kesepakatan dari penanam aset dan pengelola aset. Cara paling gampang untuk memiliki deposito syariah, penanam modal tinggal membuka deposito pada Bank Syariah dimana bank jenis ini sangat mudah ditemui di seluruh penjuru negeri. Hasil deposito adalah pembagian keuntungan yang diperoleh kemudian bukan bunga yang telah ditetapkan di awal.

Baca Juga »  Simak Ulasan Penjelasan Mengenai Apa Itu HSB Investasi

4. Reksadana Syariah

Reksa (cara/ reka) dana adalah instrumen penanaman modal yang sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dikarenakan dana dijalankan agar berkembang secara terbuka. Pengumpulan dana syariah gampang dilakukan dan tidak memerlukan dana awal yang besar.

Dengan dana awal seratus ribuan saja pemodal sudah bisa memiliki reksadana syariah. Ada pengelola modal ahli yang mengelola pengumpulan dana ini sehingga risiko penanam modal tidak terlalu besar.

5. Saham Syariah

Investasi halal untuk pemula berikutnya adalah saham syariah. Pada jenis penanaman modal ini, saham dari perusahaan yang dianggap saham syariah, jumlah pinjaman perusahaan yang memakai bunga haruslah lebih sedikit dari kekayaan perusahaan. Ini syarat yang pertama dan paling penting.

Baca Juga »  Cara Menabung di Bank BCA Lebih Mudah dan Nyaman

Syarat kedua, pendapatan tidak halal dari perusahaan yang memiliki saham syariah juga wajib lebih sedikit dari penghasilan halalnya. Contoh saham syariah adalah saham Adoro Energi, Ace Hardware dan Antam.

6. Tanah

Membeli tanah atau lahan merupakan salah satu investasi halal yang bisa dilakukan oleh pemula. Investasi ini tidak begitu berbeda dari properti hanya tanah yang dibeli belum ada bangunannya. Nantinya fungsi lahan dari tanah yang dibeli bisa berubah, tapi yang jelas akan ada keuntungan dari selisih nilai jual yang lumayan jika investor memiliki tanah atau properti. Perlu diingat juga sebaiknya tanah yang dibeli dibayar tunai atau memakai KPR Syariah.

Demikianlah pembahasan enam investasi halal untuk pemula yang tidak sulit untuk dilakukan. Jika dijalankan investasi halal akan memberi rasa tenteram dan mendatangkan keuntungan dengan rasa aman bagi penanam modal. Tidak jarang keuntungan yang didapat dari sistem bagi hasil lebih banyak dari sistem konvensional.