Daftar Isi
Kriteria membeli rumah lama yang kompetitif tidak jauh berbeda dengan rumah baru. Tidak sedikit variabel yang perlu dicermati sehingga hasilnya kelak memuaskan dan tidak mengecewakan. Meskipun begitu, minat untuk menjual atau menyewakan rumah lamanya kepada pihak ke dua terbilang tinggi. Tidak sedikit kegiatan pemasaran atau produktif lainnya yang dilakukan pihak pertama selaku penjual untuk menggaet pihak pembeli (pihak ke dua).
Misalnya melakukan kebijakan renovasi rumah pada beberapa titik poin tertentu baik sebagian atau seluruhnya. Tentu, untuk melakukan kebijakan tersebut memerlukan modal yang tidak sedikit, seperti waktu, tenaga, uang, dan lainnya. Tujuannya bukan hanya mempercantik rumah lama, melainkan kelak menghasilkan rumah yang berdaya saing.
Tiga kriteria pemasaran rumah lama yang kompetitif
Untuk memasarkan rumah lama yang kompetitif, maka membutuhkan beberapa variabel pada sektor internal dan eksternal. Perspektif itu penting dilakukan supaya daya saing rumah lama tersebut tidak mengalami kemunduran dan sekaligus menjaga eksistensinya. Secara normatif, ada tiga kriteria rumah yang perlu mendapat perhatian, yakni : interior, eksterior, dan latar belakang pemiliknya.
Sementara, ditinjau dari sudut pemasaran penjualan/sewa rumah, maka terdapat tiga perspektif, yakni : media online, media broker properti, dan media mandiri. Untuk memasarkan rumah lama yang akan dijual atau disewakan kepada pihak tertentu jelas tidak akan berjalan mudah. Butuh kesabaran yang panjang karena kelak berhubungan dengan negosiasi, lingkungan, persepsi, dan lainnya.
Latar belakang pemilik sebagai salah satu pemasaran rumah lama yang kompetitif
Latar belakang pemilik merupakan perspektif penting dan tidak bisa dihindari karena perannya sebagai owner sebelumnya. Pemilik rumah memang belum tentu menempati rumah lama yang akan dipasarkan, tapi setidaknya mengetahui dan mengenalinya dengan baik. Untuk itulah, latar belakang pemilik sebelumnya sangat dibutuhkan untuk mengenali identitas rumah lama yang kompetitif yang menjadi kepemilikannya.
Dengan mengetahui latar belakang pemilik rumah sebelumnya, maka pihak pembeli/penyewa mengetahui jawaban di balik pemasaran rumah tersebut. Untuk itulah, secara normatif penting bagi pemilik rumah lama menyertakan keluarganya kepada pihak ke dua selaku konsumennya. Tentu, pihak ke dua selaku calon penikmatnya bermaksud baik dengan mencermati perilaku atau karakter pemilik rumah tersebut.
Media broker properti
Media broker propert dapat membantu pihak pemilik rumah untuk turut memasarkan rumah lama yang kompetitif ke masyarakat. Dan pihak pemilik rumah memberikan komisi dengan bayaran tertentu kepada broker properti karena keberhasilannya menjaring konsumen. Kehadiran media perantara properti terjadi bukan karena pihak pemilik rumah tidak mampu melakukannya sendiri.
Melainkan karena kesadaran pemilik rumah yang menyikapi waktu dan kesempatan yang dimilikinya tidak begitu luas. Meskipun begitu, perspektif tersebut merupakan aspek yang wajar asalkan ke dua belah pihak memiliki komitmen dan konsisten.
Media online
Hadirnya media sosial tidak lagi sebatas pertemanan atau menjaring persahabatan, melainkan sudah merambah ke bentuk perdagangan. Tentu, sudut pandang ini menjadi nilai tambah karena kelahirannya turut membantu produk perdagangan apapun termasuk jenis properti. Bahkan integrasi dan interaksi bisa ditambahkan dengan fasilitas teknologi keuangan.
Pemilik rumah melalui salah satu anggota keluarga dapat melampirkan gambar/foto dan keterangan lainnya melalui media online. Dan selanjutnya menyebarluaskan ke masyarakat sesuai cakupan wilayah yang dikehendaki. Berikutnya, tinggal menunggu respons calon pembeli atau penyewa rumah untuk membuka komunikasi dan negosiasi.
Terakhir, kriteria pemasaran rumah lama yang kompetitif dapat dipahami sebagai suatu solusi yang efektif. Dan menjalankan dinamika pemasaran rumah lama baik penjualan atau bentuk lain kepada pihak berikutnya. Pastikan rumah tersebut mengalami renovasi sehingga daya saingnya tidak mengalami penyusutan.