Daftar Isi
Jika berbicara mengenai saham, pasti orang banyak yang beranggapan jika investasi jangka panjang sebaiknya pada saham blue chip saja. Pernyataan tersebut nyatanya tidak sepenuhnya benar, karena banyak saham-saham lain yang juga bisa sama-sama meyakinkan layaknya blue chip. Berikut ini akan dibahas 5 Rekomendasi saham untuk jangka panjang yang bukan blue chips:
1. Saham PRDA
Siapa yang tidak mengenal laboratorium prodia? Lab ini telah hadir di banyak kota di Indonesia. Siapa sangka, ternyata saham dari Prodia ini bisa dibeli dengan kode nama saham PRDA. Lab Prodia sendiri dimiliki oleh PT Prodia Widyahusada Tbk, yang telah berdiri sejak tahun 1988 dan masih beroperasi hingga sekarang dan terus berkembang tentunya.
Perusahaan tersebut tidak hanya beroperasi pada sektor laboratorium saja, melainkan pada usaha-usaha yang bergerak di bidang kesehatan lainnya. Sebut saja rumah sakit, klinik, lab penelitian dan pendidikan keperawatan. Adanya fundamental saham yang baik, bukan tidak mungkin PRDA ini bisa jadi pilihan untuk investasi dalam beberapa waktu kedepan.
2. ASSA
Salah satu perusahaan penyewaan terbesar di Indonesia yakni Assa yang dimiliki oleh suatu perusahaan bernama Adi Sarana Armada Tbk, ternyata mempunyai saham yang cukup menjanjikan. Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1999 itu hingga waktu ini telah memiliki beberapa kantor cabang di Indonesia hingga 20 kantor beserta 1 kantor untuk perwakilan yang ada di Indonesia.
Assa sendiri bukan hanya berfokus pada jasa penyewaan mobil saja, tetapi juga bergerak pada bidang jasa transportasi, baik transportasi orang, transportasi logistik, dan layanan manajemen mengemudi. Pada era sekarang, pelayanan logistik sangat dibutuhkan untuk tetap beroperasi dalam berbagai proyek. Dengan hal tersebut, berinvestasi pada saham ASSA dirasa akan cukup menguntungkan untuk beberapa tahun kedepan.
3. DMMX
Saat ini seluruh dunia sudah mulai pada teknologi yang serba berbasis cloud. Sistem cloud ini memudahkan dalam mengakses data dari manapun dan kapanpun berkat adanya teknologi internet yang sudah cepat. Teknologi sejenis ini juga sudah memasuki dunia periklanan seperti yang diterapkan oleh perusahaan Digital Mediatama Maxima Tbk.
Perusahaan tersebut beroperasi pada sektor layanan digital trade marketing serta cloud advertising yang menyediakan jasa manajemen konten, iklan terprogram. Dengan masa depan yang cukup cerah kedepannya, saham bernama DMMX ini bisa dijadikan pilihan sebagai rekomendasi saham untuk jangka panjang.
4. AMRT
Jika hendak berbelanja namun malas pergi ke supermarket karena letaknya yang cukup jauh, biasanya orang berpikir untuk pergi ke minimarket terdekat. Salah satu minimarket yang cukup melekat di ingatan orang Indonesia adalah Alfamart. Minimarket ini dikuasai oleh sebuah perusahaan bernama Sumber Alfaria trijaya Tbk.
Kini Alfamart memiliki kurang lebih 17.000 outlet yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Dengan nama yang sudah terkenal ditambah gerai yang sudah tersebar di banyak tempat hingga mencapai ribuan, sudah tentu kualitas saham ini tidak perlu diragukan. Investor dapat memilih AMRT sebagai pilihan investasinya dalam jangka waktu yang lama.
5. KLBF
Pada daftar ini akan diakhiri oleh saham KLBF dari kalbe farma Tbk. Perusahaan Kalbe sendiri telah berdiri sejak 10 september 1966 dengan bergerak pada sektor farmasi. Banyak produk-produk unggulan yang telah dihasilkan oleh perusahaan ini, sebut saja obat-obatan seperti Komix, Entrostop, dan Fatigon yang sukses di pasaran.
Selain obat-obatan, kalbe juga memproduksi sejumlah produk nutrisi seperti susu formula hingga susu untuk orang hamil. Kalbe juga mencatatkan pertumbuhan yang begitu baik meskipun kini sedang dilanda pandemi. Dengan fundamental yang baik kedepannya, saham Kalbe tentu dapat dijadikan pilihan investasi.
Nah, itulah 5 rekomendasi saham untuk jangka panjang dalam deretan saham non blue chip. Beberapa saham di atas meskipun tidak tergolong ke dalam saham blue chip, tetapi perkembangannya sampai saat ini cukup menjanjikan, tinggal lihat saja perkembangannya nanti dalam beberapa tahun kedepan